KH. Mu’tashim Billah: Kemampuan Teknis Operasional
Syarat Penting Pengelolaan Pesantren
Desember 29, 2014 in Berita Utama, Headline
Komentar Dimatikan
Pada
hari ke 3 Raker ke-2 Ponpes Assalam Arya Kemuning diisi dengan taushiyah oleh
Ust. KH. Mu’tashim Billah (Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran –
Yogyakarta). Beliau memaparkan ibrah Sunan Ampel yang mendidik dan mengirimkan
santri-santrinya ke seluruh penjuru pelosok nusantara yang dididik dasuh dari
penduduk biasa yang dikumpulkan di pondok pesantrennya di Ampel-Surabaya.
Dalam pola ini santri bukanlah “murid” semata bagi guru pengasuhnya, tetapi menjadi orangtua bagi santrinya, hubungan santri dan guru pengasuhnya adalah hubungan orang tua dan anak yang mempersiapkan generasi dakwah untuk menghadapi tantangan dakwah di pedalaman nusantara. Ponpes Assalam menjadi “gambaran masa kini” atas pola pengkaderan dan dakwah dari dan untuk kalangan pedalaman nusantara.
Dalam pola ini santri bukanlah “murid” semata bagi guru pengasuhnya, tetapi menjadi orangtua bagi santrinya, hubungan santri dan guru pengasuhnya adalah hubungan orang tua dan anak yang mempersiapkan generasi dakwah untuk menghadapi tantangan dakwah di pedalaman nusantara. Ponpes Assalam menjadi “gambaran masa kini” atas pola pengkaderan dan dakwah dari dan untuk kalangan pedalaman nusantara.
Ust. KH.
Mu’tashim Billah menekankan pentingnya kemampuan teknis operasional dalam
pengelolaan pesantren. Target pencapaian dalam pengasuhan pesantren adalah
penguasaan santri terhadap 3 (tiga) hal ; Al Qur’an, Kitab-kitab yang menjadi
khazanah pengetahuan Islam, pengetahuan bahasa Inggris. Untuk mempersapkan
pencapaian tersebut maka dilakukan pelatihan 7 (tujuh) hari bagi pengurus untuk
meningkatkan kemampuan dasar 3 hal tersebut, untuk membentuk karakter dalam
pengasuhan santri, termasuk “outbound” untuk membangun kebersamaan agar para
pengasuh/pengurus dapat bekerjasama sebagai tim, pelatihan ditutup dengan
renungan malam. Setiap selesai shalat fardhu para peserta pelatihan membaca
Al-Quran sebanyak satu juz secara bersama-sama dipandu narasumber sehingga 30
juz dicapai dalam 6 hari pelatihan tersebut, serta menghafal juz 30.
Bagaimana ukuran Kinerja Pesantren ?
a. Target Pengasuhan santri adalah (1) Penguasaan Alqur’an ; minimum santri mampu menghafal juz 30 dan membaca Alqur’an dengan bacaan yang benar pada tingkat MTs, (2) Penguasaan kitab kuning ; minimum mampu membaca kitab dengan tulisan tanpa harakat termasuk mampu membaca terjemahan aksara arab pegon (MTs) dan pada tingkat MA sudah mampu, (3) kemampuan bahasa asing mampu menguasai percakapan bahasa inggris sehari-hari,
b. Membangun proses pengasuhan yang berperan dalam pembentukan karakter ( character building) serta
c. Proses pengasuhan yang mendorong kemampuan bekerja secara team, dan
d. memiliki penguasaan jaringan/network yang kuat.
a. Target Pengasuhan santri adalah (1) Penguasaan Alqur’an ; minimum santri mampu menghafal juz 30 dan membaca Alqur’an dengan bacaan yang benar pada tingkat MTs, (2) Penguasaan kitab kuning ; minimum mampu membaca kitab dengan tulisan tanpa harakat termasuk mampu membaca terjemahan aksara arab pegon (MTs) dan pada tingkat MA sudah mampu, (3) kemampuan bahasa asing mampu menguasai percakapan bahasa inggris sehari-hari,
b. Membangun proses pengasuhan yang berperan dalam pembentukan karakter ( character building) serta
c. Proses pengasuhan yang mendorong kemampuan bekerja secara team, dan
d. memiliki penguasaan jaringan/network yang kuat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar